Mengenal sosok Wara Srikandi dalam Pewayangan
Tersebutlah Dewi Amba yang tidak diterima cintanya baik oleh prabu Salva ataupun oleh Bisma.
Sesudah ia mawas diri, maka pada akhirnya sampailah pada satu pilihan serta putusannya yang mantap, yakni bertekat untuk membunuh Bisma. Dewi Amba selekasnya bersemadi memohon pada Sang Maha Agung untuk diberikan kesaktian supaya ia dapat membunuh atau mungkin sekurang-kurangnya membikin malu Bisma.
Nyatanya permintaannya dikabulkan oleh Dewata Agung. Ia memperoleh wisik, bahwasanya nantinya hidup tumimbalnya (inkarnasinya) bakal dapat menaklukkan serta membunuh Bisma. Siapakah inkarnasinya? Tak lain yaitu Wara Srikandi putri Prabu Drupada dari negeri Pancalaradya. Mendengar nada gaib itu, ia tidak senang serta tak sabar. Terlampau lama menanti waktu dimulainya bharatayudha. Karenanya ia pikir tak ada jalan lain baginya terkecuali bunuh diri saja supaya segera mengalami hidup tumimbalnya. Dewi Amba selekasnya menempatkan api unggun di lembah. Sesudah api unggun menyala, lalu ia naik ke puncak menara serta terjun bebas ke dalam lautan api, maka tamatlah riwayatnya. Sukmanya melayang mencari Wara Srikandi.
Syahdan, berbarengan dengan momen itu di negeri Pancalaradya Prabu Drupada habis dibikin malu serta dihina oleh Dahyang Resi Durna, betul-betul sakit hatinya. Dendam bercampur malu sudah meradang dalam hatinya. Ia pikir tidak ada jalan lain terkecuali ia membalas dendam, sedikitnya membikin malu atau bahkan membunuh resi Durna secepatnya.
Ia minta tolong pada dua pendeta bernama resi Yodya serta Upayodya untuk bikin saji-sajian dengan cara ritual untuk memohon pada dewata supaya dianugerahi seseorang putra yang sakti hingga nantinya bisa menaklukkan resi Durna. Upacara keagamaan itu sudah komplit dengan sesajiannya selekasnya diawali. Sesudah upacara itu sudah jalan sebagian lama, bokor tempat bunga setaman yang dipergunakan upacara ritual itu tiba-tiba berisi seorang bayi yang cantik mungil serta telah dibekali dengan baju perang, juga ditangannya sudah memegang busur beserta anak panahnya. Saking senangnya, raja lalu mengangkat tinggi-tinggi bayi tersebut dan dinamakan Wara Srikandi. Dialah yang nantinya akan menjadi prajurit wanita yang tangguh. Dan pada saat itu pula sukma Dewi Amba menitis pada Wara Srikandi.
Sedang api sesajinya beralih menjadi seseorang bayi lelaki yang tampan dan juga sudah dibekali dengan baju keprajuritan serta senjata ditangannya. Iapun diangkat jadi putranya serta dinamakan Drestajumena. Pada waktu itu pulalah sukma Prabu Palgunadi yang sudah tewas dibunuh oleh Durna menitis ke dalam badannya. Kelak, kelah Drestajumena-lah yang sukses membunuh resi Durna dalam peperangan Bharatayudha. Sedang Wara Srikandi titisan dewi Amba inilah yang dapat menaklukkan serta membunuh Resi Bisma.
Dewi Wara Srikandi dalam penampakan wayang kulit dilukiskan untuk tokoh dengan tampilan branyak (lanyap) dengan posisi muka langak, bermata liyepan, berhidung lancip (walimiring) serta bermulut salitan. Ia bermahkota gundulan dengan sinom yang menghiasi dahinya mengenakan jamang sadasaler dengan sumping prabangyungyung. sarira weweg (padat diisi) rambut ngore gendrong, mengenakan baju putren dengan smekan gadung mlati, pinjong dengan dodot bermotif semen jrengut seling gurda serta samparan kain panjang bermotif kawung. Tokoh ini banyak menggunakan atribut seperti kelatbahu serta gelang, namun dipertunjukkan polos. Dewi Wara Srikandi bermuka serta berbadan didik, wanda golek, nenes, patrem. Ada kalanya tampak dengan baju prajurit waktu jadi Senapati Agung dalam Perang Baratayudha.
Hasrat kuatnya untuk menguasai ketrampilan keprajuritan sudah membuatnya belajar tak mengetahui waktu.Itulah yang mengakibatkan semakin lama hubungan antara Arjuna dan Srikandi semakin dekat. Pada akhirnya merekapun saling jatuh cinta. Tetapi sebelum bersedia dinikahi, Wara Srikandi memberi syarat kepada Arjuna agar mencarikan wanita yang lebih pintar dan mengunggulinya dalam olah keprajuritan. Dengan saksi Prabu Kresna, Dewi Larasati sukses menaklukkannya. Oleh karena itu Dewi Srikandi dijadikan istri kedua.
Dalam perjalanan waktu, Srikandi yang cantik serta kenes itu menjadi prajurit handal Pancala. Srikandi tinggal di Ksatrian Madukara berbarengan isteri Arjuna yang lain, Sembadra serta Larasati. Disana ia menjadi penjaga keamanan ksatrian.
Dalam perang besar Bharatayuda, Srikandi menjadi Senopati Pandawa, serta sukses membunuh panglima perang Korawa, Bhisma. Sebenarnya Srikandi bukan lawan setara Bhisma yang sakti. Namun sekelebat Bhismamelihat bayang Dewi Amba, wanita yang dicintainya dan dibunuhnya saat masih muda, hingga tak sadar panah Srikandi telah menembus jantungnya. Selesai perang besar Bharatayuda, Srikandi yg tidak mempunyai anak itu tewas dibunuh Aswatama yang menyelusup diam-diam ke perkemahan Pandawa.