Minggu, 07 Desember 2014

Cerita Wayang Wahyu Cakraningrat

Cerita wayang Wahyu Cakraningrat menceriterakan tentang perjalanan tiga orang satriya menempuh marabahaya dalam usahanya untuk dapat memperoleh kekuasaan. Ketiga satriya tersebut adalah raden Lesmana Mandrakumara, raden Samba Wisnubrata dan raden Abimanyu.
Wahyu Cakraningrat sendiri adalah wahyu yang dianggap sebagai syarat untuk mendapatkan kekuasaan tersebut. Konon, siapapun yang mendapatkannya maka keturunannya akan dapat memegang tampuk kekuasaan.

Untuk mendapatkan wahyu cakraningrat ini sendiri tidak mudah karena harus melalui laku tapa brata yang berat.
Semula wahyu Cakraningrat tersebut masuk kedalam tubuh raden Lesmana Mandrakumara yang melakukan tapanya di hutan Gangguwirayang. Namun Lesmana Mandrakumara tidak bisa mengontrol diri ketika muncul godaan dari putri Pamilutsih yang merupakan jelmaan dari dewi Maninten. Akhirnya wahyu cakraningrat keluar dari tubuhnya.

Orang kedua yang mendapatkan kesempatan berkah wahyu cakraningrat adalah raden Samba Wisnubrata. Putra dari prabu Kresna itupun dianggap tidak lulus ketika ujian menghampirinya. Ketika dua orang, lelaki dan perempuan yang mengaku anak dan bapak menghampirinya dan ingin mengikutinya, dengan sikap sombong dan arogan dia mengusir sang bapak karena dianggap sudah terlalu tua untuk mengikutinya. Namun dia merayu anak perempuannya agar bersedia ikut dengannya. Lelaki tua dan anak perempuan itu akhirnya mengaku sebagai jelmaan dari wahyu cakraningrat dan dewi Waminten dan memutuskan bahwa wahyu cakraningrat tidak pantas berada dalam tubuh yang arogan. Dan keluarlah wahyu itu dari tubuh raden Samba.

Wahyu Cakraningrat kemudian masuk ke tubuh Abimanyu sebagai pertapa ketiga. Wahyu itu masuk ketika hari telah menjelang malam. Segera setelah mendapatkan wahyu, raden Abimanyu keluar dari pertapaannya. Tubuhnya segar, wajahnya terlihat berseri-seri bercahaya sebagai tanda wahyu Cakraningrat telah manjing bersatu dengannya. Ketika raden Abimanyu akan kembali pulang ke negerinya Amarta, ditengah jalan dicegat oleh para kurawa yang hendak merebut wahyu cakraningrat. Namun niat itu tidak berhasil dengan baik karena Abimanyu tetap bisa mempertahankan keberadaan wahyu itu dalam dirinya.

Prabu Kresna ketika mengetahui raden Samba anaknya gagal mendapatkan wahyu cakraningrat, berkehendak menikahkan salah seorang putrinya, Dewi Siti Sundari, dengan Abimanyu. Harapannya agar kelak keturunannya dapat menjadi penguasa. Namun dewa berkehendak lain karena Siti Sundari ternyata mandul. Abimanyu hanya mempunyai satu putra yaitu Parikesit dari rahim dewi Utari. Kelak, Parikesit yang akan menjadi penerus tahta kerajaan Astina setelah perang Bharatayudha berakhir. Konon, Parikesit juga dianggap sebagai orang yang telah menurunkan raja-raja yang berkuasa di pulau Jawa.

5 komentar:

  1. haloo haloo halooo

    SATRIA PININGIT datang nihh

    jangan nyari nyari lagi yaa.

    he he he he

    wak waaaawwww

    BalasHapus
  2. Satrio piningit bukanlah sosok, ia adalah kondisi batin yg sudah meninggalkan rasa duniawi....... mungkin bisa sedikit memberi jawaban..... sadar sadar sadar....... wahai manusia....... kita hanyalah sebutir debu di alam semesta yg tiada berbatas....kecuali pikiran pikiran kita sendiri yang membatasi.......

    BalasHapus