Sabtu, 15 Februari 2014

Mengenal Sosok Wayang Btari Durga

Btari Durga dalam wayang Purwa

Mengenal Sosok Wayang Btari Durga


Batari Durga pada awalnya bernama Dewi Uma atau Dewi Umayi. Ia benar-benar cantik jelita.
Dewi Umayi sesungguhnya putri hartawan dari negeri Merut yang dipersembahkan kepada batara Guru. Suatu hari Batara Guru serta Dewi Umayi berpesiar dengan menaiki lembu Andini. Dalam tamasya terbang di angkasa, Sanghyang Guru timbul hasrat asmaranya mau bersengama diatas punggu lembu Andini, namun Dewi Umayi menampik untuk melindungi kehormatannya sebagai ratu dari demikian bidadari di kahyangan.

Penolakan Dewi Umayi hanya mau melindungi kewibaan Batara Guru supaya tak melakukan hasrat asmaranya di sembarang tempat. Lantaran Batara Guru memaksa, maka Dewi Umayi menyabda bahwasanya hasrat suaminya itu melebihi hasratnya raksasa, saat itu juga Batara Guru mempunyai taring serta bergelar Sanghyang Randuwanda.
Sedang bathara Guru juga karena sangat geramnya, mengutuk Dewi Umayi menjadi raksesi.

Lantaran besarnya nafsu rahsa Sanghyang Randuwanda, hingga kamanya (sperma) meloncat jatuh ke dalam samodera, yang pada akhirnya berubah menjadi bola api raksasa, yang makin lama bola api tersebut menjadi raksasa. Nantinya bayi raksasa itu menyebabkan kegoncangan di kahyangan hingga para Dewa tidak sanggup menghadapinya. Oleh Sanghyang Guru, raksasa sakti tadi dinamakan Batara Kala.

Betara Durga dititahkan menjadi istri Betara Kala. ia memperoleh pekerjaan merajai beberapa gandarwa, setan serta makhluk halus yang jahat yang lain. Sedang perkawinannya dengan Batara Kala, menurunkan Kala Yawana, Kala Durgangsa, Jaramaya, Ranumaya serta ada banyak lagi putra-putra yang lain.

Watak Batari Durga benar-benar jahat lantaran ia mengemban pekerjaan menggoda orang yang baik budi. Dalam pewayangan, wujud atau  wanda Batari Durga ini diberi nama wanda Rangkung.
Betara Durga bertakhta di Setragandamayit, yang bermakna tempat pengasingan berbau mayat.

Betari yaitu sebutan untuk seseorang Dewa wanita. Betari Durga bermuka raksasa, bermata iblis, berhidung dempak, bermulut bernyih. Bersanggul putri keling dengan garuda membelakang. Berkalung ulur ulur (berantai). Tangannya bergelang pontoh serta keroncong serta cuma tangan depan yang dapat digerakkan. Untuk tanda kemuliaannya, sisi bawah tubuhnya dihiasi dengan bunga-bunga.

Ketika pecah perang Baratayuda, Batari Durga sempat dimintai tolong oleh Dewi Kunti, supaya membinasakan gandarwa Kalantaka serta Kalanjaya. Kedua gandarwa sakti itu meneror keselamatan Pandawa, lantaran mereka akan menolong Kurawa. Batari Durga bersedia memenuhi keinginan Kunti, dengan prasyarat ibu beberapa Pandawa itu mesti menyerahkan Sadewa untuk kurban. Dewi Kunti tak mampu memenuhi keinginan Betari Durga itu. Tetapi nyatanya pada akhirnya Batari Durga bisa sembuh kembali jadi bidadari cantik sesudah diruwat oleh Sadewa, salah seorang  kembar dari keluarga Pandawa. Sadewa mampu meruwat Batari Durga sesudah badannya disusupi oleh Batara Guru. Momen itu diceritakan dalam lakon Sudamala atau  Murwakala.

Meskipun pada Wayang Purwa tokoh Batari Durga kerap dilukiskan jahat, bengis, serta menakutkan, sebagian sekte agama di India, terlebih di lokasi utara, Durga dipuja sebagai dewi pelindung. Mereka yakin Durga yaitu Dewi Penolong untuk orang yang tengah terkena musibah atau mungkin menanggung derita lantaran satu perlakuan yg tidak adil.

lakon Durga yang paling populer tetaplah cerita heroiknya yang sukses menaklukkan Mahisasura, raja raksasa berupa banteng besar yang sudah lama mengganggu kehidupan beberapa dewa. Durga yaitu dewi yang terhukum lantaran kesetiaannya. Karakternya memanglah beralih berbarengan dengan bentuk fisiknya. Tetapi sesungguhnya, seperti tokoh epos Mahabharata lain, Durga tak hitam atau mungkin putih. Ia garang, namun ia juga pelindung. Ia korban, namun ia juga bertahan.


Btari Durga